Tukang Lulur Kring.., kring..!, Telepon di ruang kerjaku
berdering. “Hallo, pap. Mamah pulangnya agak malam, Istri pemilik usaha ini,
minta di temani jalan.”
Dan
bla-bla-bla, istriku ngoceh terus.
Tapi yang penting buatku,
katanya
dia tidak enak dan kasihan sama Bu Eka (tukang lulur).
Daripada
ngebatalin, ya udah.., akhirnya aku yang menggantikan istriku luluran.
Cerita
Dewasa Bu Eka Tukang Lulur Istriku Begitu Bergairah –
Jam 04.00 sore aku sampai di rumah.
Rupanya
Bu Eka belum datang.
Jadi
aku sempat makan sedikit.
Belum
habis makanannya, Bu Eka sudah berada di muka pintu gerbang.
Karena
sudah biasa, dia langsung masuk dan membereskan kamar olah raga (biasanya di
pakai istriku untuk senam dan luluran).
Sebelumnya
pembantuku, Ning namanya sudah aku beritahu, kalau istriku tidak luluran, yang
luluran aku.
Sambil
membawa air putih, pembantuku menyampaikan, kalau Bu Eka sudah menungguku untuk
luluran.
“Sore
Bu..”, sapaku sambil membuka baju dan celana panjang.
Tinggal
memakai celana dalam saja.
Mestinya
seperti istriku, kalau luluran tidak memakai apa-apa.
Tetapi
karena aku cowok dan baru kali ini luluran, tidak enak juga rasanya, kalau
ikutan polos.
Bisa
dibilang baru kali ini aku ngobrol banyak dengan Bu Eka.
Katanya,
dia sudah lama menjadi tukang lulur.
Kira-kira
10 tahun dan menjadi tulang punggung keluarga.
Dia
bercerai dengan suaminya sudah 5 tahunan dengan menanggung 2 anak remaja.
Sambil
tiduran (karena di lulur), aku perhatikan Bu Eka.
Umurnya
kira-kira 45 thn.
Kulitnya
putih (turunan chinese), tingginya kira-kira 165 cm, beratnya 60 kg, dan
berwajah menarik.
Sekali-kali Bu Eka menunduk, sambil menggosok badanku dengan
lulur, wah.., tangan Bu Eka ini termasuk lembut juga.
Mungkin
karena tiap hari ngelulurin, jadi lembut kali.
Aku
benar-benar tidak menyangka kalau Bu Eka memiliki payudara yang besar.
BH-nya
berukuran kira-kira 38D.
Sampai-sampai
brung di bawah pusarku bergetar, terangsang.
Ingin
rasanya memasukkannya ke dalam lubang kemaluan Bu Eka.
Tapi
aku tidak mempunyai keberanian untik itu, takut ketahuan istri, bisa gawat!
Sambil nyoba-nyoba aku pancing-pancing Bu Eka.
“Bu..,
pernah nggak ngelulur laki-laki?”, sambil bertanya aku sibakkan celana dalam.
Maksudnya
supaya dia ngelulur juga selangkaanku.
“Sering
Pak, Malah ada anak remaja, beberapa langganan saya suaminya juga sering
luluran”.
“Nggak
malu Bu? Kalau sampe ada yang buka celana, trus ibu pasti liat barang terlarang
khan?”, Coba-coba kupancing dia. Nah.., kelihatannya dia sudah mulai terbawa
suasana hot.
Sambil
ketawa dia bilang, “Ya.., nggak dong Pak, khan ngeliat aja, nggak di apain,
paling dipegang aja”. Nah.., feelingku mulai merasa ini bisa dimainkan juga.
Pikiran kotorku mulai beraksi.
“Kalau
gitu, saya buka celana dalamnya ya.., bu? Biar bisa di lulur di selangkangan,
kan dakinya banyak di situ”.
Tanpa
banyak ba.., bi.., bu.., celana dalam kulepas, kini aku bugil di depan Bu Eka,
dengan penisku yang mendongak ke atas.
Berdiri
tegak dengan jantannya.
Kulihat ekspresi mukanya sedikit, download bokep gratis entah kaget atau takjub, melihat penisku yang besar dan panjang.
“Lho..,
kog? Udah gede.., Pak, adik kecilnya” katanya, tapi matanya tetap tidak
berkedip memandang penisku.
Mulai
terbakar birahinya.
“Wah..,
ini sih belum apa-apa Bu, kalo dipanasi bisa tambah greng lho?, kataku sambil
tangannya kupegang dan aku letakkan di atas penisku.
Tapi
Bu Eka bukannya mengelak, malah tangannya mulai memain-mainkan penisku.
Gila..,
acara lulurannya jadi berubah..! Tangan Bu Eka benar-benar lembut dan halus.
Di
mainkannya kemaluanku dengan mesranya.
Diremeess,
diusap-usap, sedikit kocokan.., membuat kepala penisku kian membesar.
Kulihat
juga Bu Eka makin terangsang.
“Aah..,
mhemm..”, Tidak kusia-siakan kesempatan ini, kulepas tangannya dari penisku,
langsung kumasukkan ke mulut Bu Eka.
Bibir
seksinya mencium dan mulai mengulum penisku, “Whoom.., oopp.., whoomm..,
whoop.., oopp!” Bunyi mulutnya tatkala mengocok penisku.
“Besar
sekali.. Pak, sampe nggak muat ke mulut saya”, Sambil senyum Bu Eka kembali
beraksi. Masuk.., keluar.., maju.., mundur.., penisku masuk ke mulut Bu Eka.
“Uuhh..,
oohh.., nikmat skali.., Bu.., trus.., Bu.., aduh.., nggak tahan saya!”
Aku
benar-benar merasakan kenikmatan.
Aku
tahan spermaku yang mau keluar, aku ingin keluar di dalam lubang vaginan Bu
Eka.
Sambil
aku tahan, Bu Eka makin menjadi-jadi memainkan penisku di mulutnya.
Mulai
aku buka bajunya, kupegang payudaranya yang besar, kuremas dengan lembut,
Bu
Eka tambah terangsang. Dari rintihan kecilnya, aku tahu, dia sudah dibawah
kendaliku.
Aku
maki bernafsu.., dengan bangun pelan-pelan, kulepas bajunya sambil bibirnya dan
big boobnya kucium, aku dan Bu Eka seperti lepas kendali.., saling cium..,
peluk. Badanku yang masih berisi lulur menambah hangatnya pergumulan.
Payudaranya
yang besar menempel di badanku. Bergetar nafsuku.
“aah..” Bu Eka sedikit mengerang, sewaktu payudaranya kucium dan
kugigit-gigit.
Posisinya
sekarang di bawah, telentang! Dari payudaranya kutelusuri (aku jilati) perutnya
“cup.., csrut..”, lidahku mulai bermain.
Semua
detial payudaranya kucium, kujilati.., meluncur ke bawah, perutnya.., ke bawah
lagi.., waah.., luar biasa.., bau badan Bu Eka begitu harum.
Tinggal
selangkah lagi lidahku bermain, hingga kutemukan bulu-bulu halusnya yang
menyembul dari celana dalamnya.
Sedikit
usaha terlepas sudah celana dalamnya.
Kelihatan
bulu-bulu hitam menyembul makin lebat.
Aku melongok ke bawahnya, bulu-bulu hitamnya kusibakkan..,
terlihat lubang kenikmatan yang berwarna merah muda menantang.
Aku
tidak tahan! Kujilati semuanya.., bulu-bulunya.., clitorisnya.., lubang
vaginanya.
Sisi-sisi
vagina Bu Eka memang sedikit keluar, aku hisap, “Sruup.., cuupp..” semuanya!
“Aahh.., Oooh.., aduh nggak tahan.., nonton bokep online Pak..!” Erangannya menambah nafsu liarku, tidak henti-hentinya kujilati vaginanya dan clitorisnya aku kulum, kugigit-gigit kecil, sampai akhirnya, “aah.., aduh.., saya keluar..”, sambil berusaha duduk menghadap ke arahku.
Akupun
langsung berdiri.
Kuarahkan
penisku ke arah bibirnya, “Slup.., mhom..”, dikulumnya sekali lagi penisku.
“Oooh..,
bagus Bu.., trus masukin semuanya.., hisaap.., Bu..” kulumannya membuatku
semakin mabuk kepayang.
Dari
ujung penis hingga ke biji pelerku semua bersih.., dihisep.., dikulum..,
masuk.., keluar, “oohh..” Karena kita sudah makin memuncak, aku tarik penisku,
kucium Bu Eka sambil tiduran, kakinya menjulur ke bawah tempat tidur.
Pahanya
kubuka, lubang kenikmatannya sedikit terbuka.
Pelan
tapi pasti penisku mulai masuk, “Bleep..”, sedikit basah.., Sreet.., bleep..,
penisku maju mundur menembus lubang kenikmatan Bu Eka.
Semakin
lama semakin dalam aku benamkan penisku, hingga menembus bagian dalamnya..,
cairan Bu Eka makin banyak keluar.
“Oohh..,
saya keluar.., pak!”, Sambil badannya mengelinjang orgasme.
Aku
benar-benar seperti kuda liar, lepas kendali.
Aku
suruh Bu Eka nungging, lubang pantatnya kelihatan jelas, aku gosok-gosokan
penisku di lubang duburnya, sambil penisku turun ke bawah mencari lubang
kenikmatan Bu Eka.
Kuintip
lubang vaginanya, gila! Bagaikan sumur dalam yang tidak ada ujungnya.
“aahh..,
aduh.., Pak..? Bu Eka menjerit kecil. “Sreet.., bleep.., penisku masuk ke
lubang vaginanya.
Lalu
kupompa Bu Eka.., “Bleepp.., sreet..”, bunyi penisku dan vagina Bu Eka, bersatu
padu.
“Aahh..,
oohh.., keluar.., Bu..!” Bersamaan dengan air maniku keluar, Bu Eka juga
mengerang, “aahh..”. Croot.., crot! air maniku keluar dari dalam lubang Bu Eka.
Hangat.., penisku masih terbenam.
Terasa
disedot.
Bu
Eka sengaja memainkan lubangnya, sambil berbalik memciumiku, kupeluk Bu Eka,
Mesra!
Jam
09.00 malam istriku sampai di rumah, diantar sopir kantornya.
Panjang
lebar dia cerita tentang kegiatannya dengan ibu pemilik perusahaan.
Sambil
muji badanku, “tambah putih dan bersih lho.., Pap..? Pinter ya.., Bu eka
ngelulur.” Aku hanya mengangguk saja, no comment! Padahal dalam hati, pikiranku
melayang membayangkan lubang Bu Eka!
0 komentar:
Posting Komentar