Nikmatnya Pembantu Baru ku - Hari Minggu siang ini aku sedang santai membaca buku Anthony
De Mello yaitu Kicauan Burung, ketika aku mendengar suara mobil istriku
berhenti didepan garasi. Suaranya yang nyaring itu, terdengar ketika ia
memanggil pembatuku untuk membuka pintu garasi. Aku melongokkan kepalaku kearah
garasi ketika dia masuk dengan membawa bebarap kantung belanjaan.
“Anindi, masukkan barang-barang ini ke kulkas segera ya..” perintahnya kepada
pembantuku. Anindi adalah pembantuku satu-satunya, setelah kemarin Nurul minta
ijin untuk berhenti karena mau dikawinkan oleh kedua orang tuanya.. Tak lama
kemudian istriku datang menghampiriku yang sedang santai membaca sambil nonton
acara TV.. “Pa ini pembantu baru yang gantiin si Nurul, aku baru ambil dari
yayasan di Depok. Namanya Anindi pa,” jelas istriku.
Dibelakangnya berjalan dengan kepala tertunduk si pembantu
baru ini. Sosok tubuhnya cukup tinggi, dengan wajah yang mencerminkan gadis
dari desa dan perawakan yang cukup bagus. Yang membuat aku agak memberikan
perhatian lebih lama adalah bongkahan daging yang sangat menonjol didadanya
itu. Aku memang gak bisa menahan diri, jika melihat buah dada yang membusung
seperti itu. Wah enak nih kalau bisa meremas dan mengulum buah dada seperti
ini, pikirku.
“Umurnya baru 22 pa, tapi dia dah pengalaman jadi TKW ke
Arab,” jelas istriku. “Ini bapak ya di, kamu mesthi layani Bapak dengan baik
lho..” “Iya bu, saya akan lakukan,” jawabnya sambil tetap menundukkan
kepalanya, sehingga membuatku lebih leluasa untuk mengamati tonjolan buah
dadanya yang bulat itu. “Ya sudah sana,” kataku, “kamu bantu Anindi di
belakang. Yang penting kamu kerja yang baik.”
Iya pak, terima kasih saya boleh kerja disini..” sahutnya
sambil membalikkan badan dan berjalan kearah dapur. Sempat aku perhatikan
perawakannya dari belakang, ternyata dia punya pantat yang cukup bundaar dan
sekal, paha dan betisnya sangat bagus bentuknya walau kulitnya tidak terlalu
putih. Ini jenis body yang sangat membangkitkan selera nafsu birahiku. Tak
terasa adikku sudah mulai bangun dan menggeliat ketika membayangkan pembantu
baruku tanpa sehelai benang ditubuhnya.. Aaaargghh….!!!
Pekerjaanku sebagai konsultan lepas untuk beberapa perusahaan
membuatku lebih sering berada dirumah, dan mengerjakan segala sesuatunya
dirumah. Aku keluar rumah ketika ada klien atau mitra yang harus kutemui,
selebihnya aku lebih senang menghabiskan waktuku dengan bermain bersama
anak-anaku. Sehari-hari setelah mengantar anak-anakku kesekolah, aku kembali
kerumah dan mulai mengerjakan tugas-tugasku .
Aku sedang diruang kerjaku menulis analisa tentang perusahaan
telekomunikasi T yang merupakan kompetitor dari klien utamaku, ketika Anindi
melewatiku dengan membawa peralatan pembersih, “Permisi pak, mau bersihin kamar
dan kamar mandi Bapak..” jelasnya lirih sambil menundukkan kepalanya.
Kupandangi wajahnya yang masih tetap menunduk, an kemudian turun kedadanya yang
membusung, padat dan tegak.
“Kamu umur berapa sih sekarang Di?” tanyaku sambil tetap
tidak melepaskan pandanganku dari dadanya. “Saya 22 tahun pak, tahun
ini,” jawabnya sambil masih tetap menundukkan kepalanya. “Kamu dah kawin ya,”
tebakku sambil bersuara agak tegas, walau ngakunya pada istriku masih gadis.
“Jangan bohong kamu sama aku ya..” tegasku. Dia makin menundukkan kepalanya dan
kemudian menjawab lemah, “Sudah pak, tapi jangan bilang ibu ya pak, saya sangat
butuh banget kerjaan ini pak. Anak saya sangat perlu uang untuk beli susu dia
pa..” “Ya sudah, sana.. Tapi kerja yang baik dan nurut disini ya, sama aku..
Jangan bantah..
Tolong klosetnya jangan lupa kamu gosok yang bersih, ya Di..”
kataku, sambil tak lepas menatap dadanya yang nampak lebih membusung hari ini
dengan kaus oblong putih yang agak kekecilan itu.. “Makasih pak, saya akan
nurut bapak, tapi jangan bilang ibu ya pak..” pintanya lirih. He….he…he.. ada
kartu AS ni buat aku untuk muasin sikecil yang sudah mulai tegak.. Oke untuk
hari ini kamu aku biarkan lolos dari incaranku, sambil mulai memikirkan cara
untuk dapat menikmati tubuhnya, terutama dadanya sang sangat tegak, padat dan
sekal itu..
Pagi itu aku sedang mengetik kerjaan didepan komputer ketika
Anindi lewat untuk membersihkan kamarku.. Hemmhh.. Masiih dengan kaus yang agak
ketat, dadanya tampak sangat membusung dan menggairahkan.. “maaf pak mau
bersihkan kamar dan kamar mandi bapak..” pintanya sambil masih menunduk.. “Ya
sudah sana,” jawabku sambil tak lepas menatap buah dadanya yang indah..
Aku melanjutkan pekerjaanku sambil memikirkan cara yang tepat
untuk menikmati buah dada pembantu baruku ini.. Ketika kudengar dia memasuki
dan membersihkan kamar mandiku, aku segera bangkit dan menyusul masuk ke kamar
mandi.. “Di tolong kamu potongi bulu rambut yang ada ditelingaku ini ya..
Hati-hati tapi kamu, jangan sampai luka..” kataku. Dengan hati-hati dia mulai
memotongi rambut di telingaku, dan dengan sengaja kuangkat sikuku, sambil
berpura-pura meringis kesakitan, hingga menyentuh tonjolan didadanya..
Dia agak mundur sedikit, tapi kembali sikuku mengejar buah
dada yang kesat itu. Wah masih padat dan kenyal sekali, sehingga adikku mulai
tegak.. Ketika kusuruh dia pindah kekuping kiriku, sekarang dengan telapak
tanganku kananku kusentuh, kutekan, dan mulai kuremasi buah dada yang sudah
beberapa hari ini menghantuiku.. Dia menjauhkan tubuhnya dan berhenti memotong
rambut kupingku.. “Paakk, jangan pak..”pintanya lemah.. Tapi aku segera
menghardiknya “Ayo, lanjutkan motongnya!!!” Dengan takut-takut dia melanjutkan
kegiatannya dengan hati-hati, dan kembali aku menjulurkan telapak tanganku
untuk meremas dadanya.
Meski dia berusaha download bokep gratis menghindar tapi aku malah berusaha untuk memasukkan tanganku kebalik kaus ketatnya, dan akhirnya berhasil kusentuh dan kuremas dengan nikmat buah dadanya yang sebagian lagi masih tersembunyi dibalik BHnya. “Pakk, jangan pakk.. nanti dimarahin ibu pakk…”pintanya lirih sambil berusaha lari keluar kamar mandi.. Karena takut nanti dia berteriak, akhirnya ku biarkan di keluar dari kamar mandi.. Uhh… ini buah dada yang terkenyal dan terpadat yang pernah kurasakan… Awas kamu nanti Anindi, janjiku pada diriku sendiri.. Aku harus bisa menikmati lebihhh…..
Biasanya anak-anak memang tidak tidur bersama aku dan
istriku..Dan Anindi setiap malam tidur dikamar tidur anakku, dan menemani
mereka ketika mereka tidur dikamar itu.. Tapi malam itu anak-anak tidur
dikamarku, jam 21.30 mereka sudah terlelap dikeloni oleh istriku. Aku masih
didepan komputer, ketika kudengar suara langkah kaki Anindi menaiki tangga dan
masuk kekamar anakku..
Ah.. malam ini aku harus menikmati lagi kenyalnya buah dada
si Anindi pikirku.. Tiga jam kemudian, setelah yakin istriku lelap dalam
tidurnya, aku mengendap-endap mendekati kamar anakku dan menempelkan kupingku
kepintu.. Aku yakin Anindi sudah tidur, karena dari dalam kamar anakku hanya
suara desis AC saja yang terdengar.. Kunci pintu kamar anakku memang sengaja
aku sembunyikan, sehingga dengan leluasa aku masuk dan segera menutup kembali
pintu..
Kulihat Anindi tidur dengan nyenyaknya, dan dada yang
membusung itu nampak dengan jelas dibalik setelan dasternya yang longgar..
Kucoba untuk membuka kancing atas dasternya, ternyata dia tidak mengenakan BH
malam ini.. Waaahh….pucuk dicinta ulam tiba, pikir ku.. Setelah lima kancing
terbuka semua, maka menyembullah buah dada yang bulat dan tegak.. Aku yakin
ukurannya tidak kurang dari 36c, dan yang membuatku tambah terangsang karena
buah dadanya tetap tegak kencang walau dia dalam posisi telentang..
Kutangkupkan telapak tangan ku pelan-pelan diatas dada indah itu, dan
pelan-pelan aku mulai meremasnya.. Wahhh adikku sudah mengeras dengan cepatnya,
dan nafsuku makin tak tertahan..
Segera kuhentikan remasanku, ketika dia bergerak hendak pidah
posisi walau masih dalam keadaan tidur. Ternyata posisinya malah makin
membuatku spaneng.. Sekarang dia telentang sepenuhnya, dan kedua kakinya
membuka agak lebar, dengan buah dadanya membusung tegak tanpa tertutupi daster
atasnya yang telah kubuka kancingnya.. Aku sudah tak dapat menahan lagi nafsuku
yang memuncak, segera kuaposisikan kedua lututku diantara kedua pahanya dan
kutindih dia seraya mulutku tanpa basa-basi lagi segera mengulum dan mengisapi
buah dadanya..
Anindi terbangun tapi masih belum sadar apa yang terjadi, dan
ketika kesadarannya pulih keadaan sudah terlambat karena buah dadanya sudah
sepenuhnya tenggelam dalam kuluman mulutku dan kedua tanganku segera menahan
kedua tangannya yang hendak mendorong kepalaku.. Ahhhhh memang enak benar susu
pembantu baruku ini.. Benar-benar kenyal dan padat sekali, pantas tetap tegak
walau dia dalam posisi telentang dan tanpa penyangga apapun.. Inilah buah dada
yang selama ini kuidam-idamkan.. Mulutku tak henti mengulum dan mengisap susu
Anindi, putingnya kekecap-kecap dengan lidahku..
Awalnya Anindi masih berusaha memberontak, nonton bokep online tapi ketika kukunci pinggangnya dengan pinggangku yang berada diantara kedua pahanya, dan kedua tangannya kutahan dengan tanganku, akhirnya dia pasrah dan mengendurkan pemberontakannya.. Aku makin menggila dan mulutku makin gencar menghajar kedua buah dadanya bergantian.. Nampaknya dia tak bisa menghindar dari rangsangan yang timbul dari kuluman dan isapanku pada kedua buah dadanya, sebab matanya muai memejam dan dia seakan menggigit bibirnya sendiri menahan rangsangan itu.. Nafsuku juga makin memuncak melihat ekspresi wajahnya yang mencoba menahan rangsangan yang timbul, dan akhirnya aku coba untuk menarik celana pendek longgar yang dia kenakan sedikit..
Dia menahan tanganku yang mencoba menarik turun celana pendeknya,
tapi segera kutingkatkan serangan mulut dan lidahku pada buah dada yang
membuncah itu. Dari susunya yang kanan, aku berpindah lagi kekiri dan terus
tidak berhenti, sambil kembali aku berusaha menarik turun celana pendeknya..
Akhirnya dengan masih tetap menindihnya aku berhasil menarik turun celana
pendek sekaligus celana dalamnya hingga ke pergelangan kakinya, dan akhirnya
lepaslah celana itu dari tubuhnya.. Yeessss….. terpampanglah tubuh bugil
pembantu baruku tetap dibawah tindihanku, dan masih juga mulut dan tangan ku
bergantian menghajar kedua buah dadanya tanpa henti..
Kuhentikan sebentar kegiatanku dengan masih dalam posisi
dimana aku duduk diantara bentangan pahanya yang sudah telanjang, dan mulai aku
melepaskan kaus dan celana pendek dan celana dalam hingga akhirnya aku dalam
keadaan telanjang bulat.. Anindi nampak kaget dan agak ketakutan melihat
kelakuanku, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena aku masih tetap mengunci
posisinya dibawahku.. Aku mulai lagi mengulum susu Anindi bergantian kiri
kanan, sambil menindihnya aku mulai menempatkan kontolku tepat diatas
vaginanya..
Sambil meningkatkan seranganku pada susunya, kontolku yang
sudah mengeras dengan sempurna kutekankan pada mulut vaginanya..
“Paakkk….jangaaann paaakkk….” keluh Anindi agak lirihhh.. Nafsuku yang sudah
diubun-ubun membuatku gelap mata dan tak menghiraukan desah lirihnya.. Kupegang
kontolku dengan tangan kananku, dan mulai kutekankan kemulut vaginanya
pelan-pelan.. “Aaahhhh …..sakiiiittt paaakkkkk..” jerit Anindi lirih dengan
berusaha menggeser pinggangnya kekiri menghindari tekanan kontolku dimulut
vaginanya..
“Udah Di jangan gerak-gerak lagi…” bujukku pelan, sambil
kembali menempatkan kontolku pada posisi yang tepat dimulut vaginanya dan
kebali kutekan hingga masuk kepalanya saja.. “Addduuuhhh paakk… sakkiiitt
paakk..” Kembali Anindi hendak menggeser pinggangnya, dan segera aku menahannya
sambil sedikit membentaknya dengan galak “Diaamm aja kamu Di…” Dengan ketakutan
akhirnya dia menghentikan usahanya untuk menggeser pinggangnya, dan dengan
nikmatnya kembali aku menekankan kepala kontolku kedalam mulut vaginanya..
Yeeessss…. mulai masuk setengahnya, rasanya luar biasa enaakkk..
Kulihat dia memejamkan kedua matanya dan gigi atasnya
menggigit bibir bawahnya menahan sakit dan nikmat ketika kontolku yang
berdiameter 3 cm dan panjang 16cm mulai menyeruak makin kedalam… Akhirnya
dengan sentakan yang agak kuat akhirnya kontolku masuk sepenuhnya kedalam
vagina Anindi… Ahhhh.. Benar-benar nikmattt cengkraman vagina Anindi, dia mengejan
menahan rasa sakit ketika seluruh batang kontolku masuk menghunjam kedalam
vaginanya… Rasa-rasanya seperti dipijat dan disedot-sedot.. Akhirnya
pelan-pelan aku mulai menggerakan kontolku mundur separo, berhenti sedetik dan
mulai maju lagi hingga habis tenggelam dalam cengkeraman nikmat vagina Anindi..
Kutingkatkan pelan-pelan kecepatan gerakan maju-mundurku, dan
nampaknya Anindi mulai merasakan nikmat yang luar biasa ketika batang kontolku
menggesek bagian dalam vaginanya.. Rasa sakit ketika kontolku yang besar habis
tenggelam dalam vaginanya, mulai tergaintikan dengan rasa nikmat tadi… Mulai
kupacu keras dan cepat hunjaman batang kontolku kedalam vaginanya..”Adduhh…
ppaaakkk…” desahnya lirih yang makin meningkatkan nafsuku, sehingga sambil
tetap mengayunkan batangku kembali kedua susunya menjadi bulan-bulanan mulut
dan tanganku.. “Aaahhhh ….. ini bener-bener enak Di…” kataku…
Setelah lebih 15 menit aku mengayun dengan kecepatan yang
bervariasi, akhirnya kuhentikan ayunanku dan kulepaskan kontolku dari
cengkeraman vaginanya yang luar biasa peret… “Ayo kamu telungkup dan agak
nungging dii..” perintahku agak galak, sambil membantunya telungkup dan menarik
agak keatas pantatnya yang sekal, indah, dan membulat itu.. Kuposisikan kembali
kontolku yang masih keras kearah mulut vaginanya, dan “…bblleesss…” suara itu
mengiringi amblesnya lagi batang kontolku kedalam vagina Anindi.. Dan kembali
rasa seperti disedot dan dicengkeram otot-otot vagina Anindi yang kencang dan
masih sempit itu melanda seluruh rangsang syarafku.. Mungkin dia kembali
mengejan untuk menahan rasa sakit yang masih terasa dari sodokanku kedalam
vaginanya…
Pelan kembali kuayun pinggangku kedepan dan kebelakang,
sambil tanganku menahan dan meremas pantat Anindi yang bulat, sekal, dan padat
itu.. Pemandangan itu membuat nafsuku makin kuat, apalagi ketika melihat
susunya terayun-ayun tegas mengikuti ayunan pinggangku ke pantat sekalnya,
serta erangannya ketika aku menekan habis batang kontolku kedalam vaginanya..
“Aaahhhhh….aahhhhh…. paak sudaaahhh…. paakkk….”erangnya lirih… Justru
erangannya menambah nafsuku untuk menghajar dengan cepat dan kuat pantat dan
vaginanya, dan kembali kuremas-remas susunya dari arah belakang…
Luaaarrrr…biaaassaa……… ..!!!!!!!!!!!
Setelah lebih dari dua puluh menit aku menghajar pantat dan
vaginanya dari belakang, sambil meremas-remas susunya yang indah, aku lepaskan
lagi batang kontolku dari cengkeraman vaginanya yang masih erat dan kuat
pelan-pelan.. AAHhhhh.. benar-benar nikmat.. Kembali kubalikan tubuh Anindi
telentang dan kuangkat kakinya sedikit keatas, kembali kudekatkan batang
kontolku yang masih keras kemulut vaginanya… Anindi sudah benar-benar pasrah
dan membiarkan aku mengatur seluruh posisinya dalam persetubuhan ini, walau
masih terdengar kembali erangan lirihnya memintaku menyudahi permainan nikmat
ini.. “Paakk….suudaaahh ..paakkk..”
Kuacuhkan permintaannya, dan kembali kuhantamkan batang
kontolku kedalam vagina peret dan seret itu.. Ayunanku semakin cepat dan kadang
bervariasi dengan ayunan pelan, tiada henti dengan diiringi erangan dan
desahannya bercampur dengan suara indah beradunya pangkal kontolku menghantam
pangkal pahanya “..plookkkhh…ploookkkhhh…” Pemandangan ayunan tegas kedua susu
Anindi, seirama dengan ayunan pinggangku, membuat nafsuku memuncak cepat..
Apalagi cengkeraman otot vagina dan raut wajahnya yang
mengejan menahan rasa sakit dan rangsangan yang timbul, membuatku tak dapat
menahan lagi untuk meremasi dan mengulumi kembali kedua susunya.. Kadang
kugigit kecil karena tak mampu menahan rasa nikmat dan gemasku atas kekenyalan
susunya.. Akhirnya setelah lebih dari 20 menit dalam posisi MOT, rangsangan itu
memuncak dan kepala kontolku terasa luuaar biiaasssaa nikmat..
Gerakan ayunanku semakin cepat dan akhirnya aku tak dapat
menahan lebih lama lagii, persis ketika air maniku sampai diujung mulut
kontolku, segera kutarik keluar dan kumuntahkan air maniku diatas perut, dada
busung, dan sebagian wajahnya..”croott..crooot…cr oottttt…crrrooottt thhh ….”
”Aaahhhh….. niikmmaaaaaaatttttt……”eran gku tak dapat menahan rasa luar biasa
yang timbul ketika air maniku keluar deras menyemprot perut, dada, dan
wajahnya… Setelah habis air maniku keluar, aku rebahkan diriku disamping tubuh
Anindi yang lemah tergolek telentang setelah kugarap hampir satu jam penuh..
Dia segera menarik selimut yang tergeletak disampingnya, dan
menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut itu.. Sepintas sempat kulihat dia
menitikkan air mata, dan suara tangis yang ditahannya beradu dengan napasnya
yang tersengal.. “Udah Di, gak usah nangis segala..” kataku, seraya mengenakan
celana dalam dan pakaianku.. Dia berusaha menahan tangisnya, dan segera
kutinggalkan kamar anakku kembali ke kamar kerja untuk mematikan komputer dan
masuk kekamar tidurku..
Kulihat istri dan anakku masih tertidur dengan nyenyaknya,
kala kulihat jam telah menunjukkan pukul 1.. Kurebahkan diriku disamping
anakku, dan kucoba untuk tidur.. Tapi kenikmatan yang baru saja kurasakan masih
membayang jelas dalam pikiranku, dan menghalangiku untuk segera tidur..
Kapan-kapan aku harus mengulanginya lagi, pikirku…
0 komentar:
Posting Komentar